Jumat, 03 Februari 2012

Kajang suku Konjo


ARGUMENT ongol ANAK KAMASE-MASEA
>>> Salah Satu Faktor, Bergesernya Sebuah Tradisi Budaya Yang berlandaskan kesederhanaan adalah faktor ekonomi.
Sebuah aturan yang mengikat dalam aturan adat adalah perlunya kesederhaan tanpa hidup materialistis, sementara dalam aturan pemerintah adalah perlunya pemerataan perekonomian. Tidak bisa kita pungkiri sekarang, kita sangat membutuhkan yang namanya sesuap nasi. Misalnya di kawasan adat Kajang, kebanyakan orang menggantungkan hidupnya dengan beternak dan bertani. Dari beternak dan bertani tersebut, tidak seberapa dengan hasil yang diperolehnya. Makanya, saat terjadi ketimpangan seperti itulah, banyak orang-orang tua kita yang keluar kawasan adat, ke Makassar misalnya menjadi tukang batu, buruh bangunan dan lain-lain. Sehingga dengan hal tersebut, kemungkinan orang-orang kawasan dapat memila-mila bahwa mana yang lebih menguntungkan. Apakah saat mereka dikawasan mengelola tanahnya atau pada saat mereka merantau misalnya?
Selain dari itu, anak-anak remaja di kawasan adat Amma Toa yang tidak punya pendidikan bahkan putus sekolah, kebanyakan ke luar kawasan, dan banyak yang menjadi pelayan pembantu-pembantu rumah tangga. Terus, saat orang-orang tersebut merasa mendapatkan yang diharapkannya, secara otomatis, pada saat kembali ke Kawasan adat Amma Toa, banyak hal-hal baru yang mereka bawa masuk, banyak perubahan-perubahan baru, misalnya pemahaman tentang hidup dan bagaimana hidup di luar sana, serta bahkan yang paling nampak perubahan pada remaja-remaja yaitu dari cara berpakaian di dalam kawasan. Apakah itu masih sesuai dengan adat Amma Toa? 
Ini akan menghilangkan ciri khas budaya Kajang. Terus kalau sudah begitu, kita tempatkan diri kita dimana?
Okey, kalau memang pihak parawisata mencanangkan Kawasan adat Amma Toa sebagai objek wisata. Seharusnya lah, pihak parawisata harus bertanggung jawab. Berdayakanlah orang-orang kawasan adat, sejahterakanlah mereka tanpa menghilangkan prinsip kesejahterannya dalam aturan adat mereka sendiri. Jaga mereka, jangan sampai hilang arah. Karena kalau kalian mengaggapnya objek wisata, bukankah itu aset yang perlu dijaga?
(suara untuk kalian yang merasa) yaitu Harapan kami, bahwa biarkan orang-orang kawasan dan generasinya tetap berperan aktif dan mengambil bagian pada saat ada kegiatan yang berbau-bau tentang Kajang dan menikmati hasilnya. Kami dan mereka orang kawasan adat Amma Toa, sangat tidak mengharapkan dan sangat tidak menyetujui kalau misalnya ada sebuah kegiatan dan mengatas namakan Kajang, tapi tidak ada orang-orang Kajang di dalamnya. Dan ingat, kita jangan bangga saat orang luar, yang tidak tahu sama sekali tentang Kajang, namun mereka mempertontonkan Kajang.

>>> Di Bulukumba, bukankah perahu phinisi, Bira, bahkan Kajang itu sudah termasuk bagian dari objek wisata? Dan bukankah itu pancanangan pemerintah dinas parawisata? Bisa kita katakan, bahwa secara tidak langsung Kajang pada khususnya, orang-orang kawasan adat di dalamnya sudah terjual dan bahkan dijadikan boneka-boneka bagi para pencari keuntungan. Yang  jadi pertanyaan,, apakah ini sudah sesuai dengan landasan adat Kawasan Amma Toa? Apakah, memang itu yang diharapkan orang kawasan adat Amma Toa? Apakah orang kawasan adat Amma Toa pantas dijuluki sebagai objek untuk dikunjungi dan dipamerkan ke mereka-mereka? Kira-kira apa yang di dapat orang Tua kalian,, ia pujian. Dan yang menikmati siapa? Dan apakah orang tua kalian pantas dijuluki itu semua? Sadarkah kita semua?
Apakah ini argument yang salah, kalau begitu, maaf>>> terus kira-kira siapa, apa dan bagaimana yang benar???
Terus, saat orang-orang yang sangat penasaran akan cerita dan wujud daripada Kajang, secara otomatis akan datang kesana. Dan kira-kira apa  yang pernah diberikan kepada tu Toa ta’? ada tidak,,? Kalau pun ada, apakah semuanya dapat merasakannya?
Oleh karena itu, kalau memang ada yang bengkok mari kita usahakan luruskan, mesti itu susah. Tapi yang penting ada usaha, dan yakinlah bahwa apa yang kita perbuat pasti ada hasilnya. Mari kita memulainya dengan niat yang tulus. Mari kita berguna dan menjadilah kebanggan untuk Tu Toa ta’ rikampong kamase-masea.
Mari kita aplikasikan pasang-pasang moral na pa’boheangnga... mariki’ sipa’rimpungang, sipa’russanakkang..


                                                                             Tertanda;

                                                                              Rudy